Selasa, 01 September 2009

LEGENDA SEBUAH NAMA "DIGIMON ABLEH"

Nama asliku adalah linda, tapi di cafe tempat aku kerja namaku dikenal dengan sebutan Ableh, terkadang ada juga yang menambahkan Digimon Ableh. Memang di tempat kerjaku ini setiap pegawainya mempunyai nama pangilan yang unik-unik tapi nama asli mereka masih mendominasi beda dengan aku. Ada yang dipanggil Bang tut karna suka kentut, ada yang di panggil Black karna kulitnya yang item, ada yang di panggil Kebo karna badannya yang gede, ada yang dipanggil Ngesot karna kerjanya lamban, satu lagi di panggil Yantul ngak tau kenapa. Sedangkan aku dipanggil ableh karna diambil dari kata memBLEH/jeBLEH, karna memang bibirku memang lebih doerrrrrrr!!!!!
“ableh, ableh namamu siapa sih?” tanya salah seorang teman yang kerja di resto bawah
“kampret, gas sopan,” jawab aku ngak terima karna ia melupakan nama asliku
“iya gak sopan banget, namanya itu linda tau,” salah seorang teman yanng lainnya menyahut
“iya..iya linda,”
“awas kalau lupa lagi,”aku mengancam
Oh Tuhan inikah nasibku, oranng lebih mengenalku dengan nama Ableh dan mereka melupakan nama asliku, hiks..hiks..hiks..Dan mengapa namaku menjadi Digimon ableh, sebenernya hanya beberapa orang saja yang memanggilku begitu, sebenarnya tambahan nama digimon itu hanya melengkapi namaku yang anaeh itu.
Sebenernya masih banyak nama-nama panggilannku yang Unik bin Ajaib misalnya nama panggilanku pada saat aku masih kerja di Matahari sebagai SPG:
Ombay lebay, karna katanya aku itu seperti nenek nenek soalnya suka nasehatin orang melulu,(ombay=nenek) dan karna sikapku yang lenai aku dipanggil ombay lebay
Shiren Sungkar, nah baru kali ini nama panggilanku bagus, jarang-jarangkan terjadi dalam hidupku, asal nama ini karna pada saat itu aku membiarkan rambut panjangku terurai, bisannya sih di kuncir kuda, tapi kali ini rambutku masih lembab, aku taku nanti rambutkku berbuah karna lembab-lembab di kuncir, jadilah aku pergi bekerja dengan rambut terurai. Kata teman-temanku yang melihat aku waktu itu sih aku kelihatan seperti Shiren sungkar, entah mata mereka juling atau memang benar adanya aku mirip Shiren sungkar. Tapi ngak lah kayaknya rambutku aja ynga mirip seperti rambutnya Shiren tapi kalau wajahnya ngak sama sekali mirip, mirip pembokatnya lagi ada, hiks..hiks..hiks..nasib-nasib......
Tiren. Kedengerannya serem tapi nama ini bermula karna ada sebagian teman-temanku yang beranggapan bagwa nama Shiren terlalu bagus untuku makanya mereka memberi nama yang hampir mirip-mirip dengan Shiren dan nama tirenlah yang terpilih.
Itulah beberapa nama-nama panggilanku yang Unik bian Ajaib, semoga kalian juga mempunyai nama panggilan yang seunik diriku.

subuh yang mencekam

Jam 4 dini hari aku telah terbangun dari mimpiku, sebenernya masih males.banget,mata rasanya kayak dikasih lem cap gajah, lengket banget. Tapi apa mau dikata tugas mulia di luar sana telah menungguku (maksudnya kerja, dpt shif subuh) hebat bener ya.. tempat kerja aku, subuh subuh udah aktifitas, sementara di luar sana ribuan eh..jutaan orang masih tidur dan mulai kerja jam 8. Ya.. inilah nasib manusia berbeda beda, tapi kita harus tetep bersyukur terhadap apa yang Allah kasih ke kita, inget kalau kita pinter mensyukur nikmat Allah, maka Allah akan menambahkan nikmatnya pada kita. Amin, moga aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang pandai bersykur (ceramah dikit).

Tepat pukul 4.30 aku udah OTW dan dianter sama adekku, dan beberapa menit lagi aku akan mengalami kejadian yang tak kan terlupakan. Pas udak keluar dari komplek menuju jalan raya, motor butut kami melaju dengan pelan, sesekali aku melihat langit yang masih bertabur bintang, indah dan damai sekali, tapi angin subuh membutku bergidik, walaupun udah pakek jaket double tapi dinginnya nusuk sampe tulang-tulang.

“WWWWUU......SSSSSSS!!!!!!” tiba tiba ada suatu benda yang melintas, cepet banget, kecepatannya mungkin 100km/jam, saking cepetnya ampe-ampe debu di jalan itu berterbangan, aku cepet-cepet nutup mulut n idung, coba tebak apa yang lewat tadi? Salah, bukan angin. Juga bukan hantu, tapi sebuah mobil sedan berwarna merah, “sialan, subuh subuh udah ngebut lagian ini masih di jalan kecil, klo jaln raya masih mending, kampret, ngak diajarin sama orang tuanya kali ya.. sopan santu dalam berkendaraan, ato dia ini emang sok pamer klo dia bawa mobil sedangkan aku motor butut. Sementara aku masih komat kamit menyumpah-nyumpah si pengendara mobil sedan merah itu, tiba-tiba datanglah dua orang laki-laki yang mengendarai motor bebek dari arah belakang, mereka kemudian melintasi kami, entah mata aku yang rabun atau aku berimajenasi tapi aku jelas-jelas ngeliat orang yang dibonceng motor yang melintas tadi membawa 2 buah parang yang panjang-panjang mirip kayak pedang, dag..dig..dug..dug..dig..dag.. tiba-tiba jantung aku berdetak kenceng banget, sumpah ngak percaya terhadap apa yang aku liat itu, untuk meyakinkan klo aku ngak salah liat aku nanya ke adek aku yang lagi mboceng aku “ y’ik, yang di bawa uwong itu parangkan, nak ngapoi dio,” pakek bahasa palembang yang fasih “iyo, yuk bawa parang,” sepertinya adek aku juga takut buktinya kini ia mengendarai motor itu makin pelan. Sumpah...!!sumpah...! aku takut baget saat itu beribu kecurigaan muncul silih berganti di kepalaku, jangan- jangan mereka mau merampok kami, jangan-jangan mereka juga mau ngebunuh kami. Mak...aku tatu....t, aku ngak tau mau ngapai sekarang mau lanjut jalan atau berenti dulu sebentar, atau balik arah dan pulang lagi ke rumah, kepalaku bleng sekarang. Anehnya dua oarang yang berboncengan itu sekaligus yang bawa parang 2 itu tidak berhenti untuk menghadang kami mereka terus saja melaju, sedikit kelegaan tapi tetep was-was, aku masih terus mengamati mereka.

“SHEEHETTTTHETT.....” bunyi kendaraan yang di rem mendadak, bunyi itu dari mobil sedan yang melintas ngebut tadi, dia ngerem pas ada di simpang 3 mau belok, sementara itu si orang yang bermotor dan membawa parang itu berhenti di deket gubuk-gubuk penjual buah yang masih tutup, “oh.. ternyata mereka tukang jualan buah toh, mungkin parang itu digunaain buat ngupas degan, maafin aku tadi yach udah su’uzon sama kalian. Tapi eits...eits...eits.. kok yang dibonceng yang bawa parang itu bukannya masuk ke gubuk buah sih, malah ia berlari mengejar mobil sedan merah yang kini masih lambat melajunya karna baru belok. Laki-laki itu mengejar sedan itu dengan sekuat tenaga dan lalu

“ BRUAK,” laki-laki itu melemparkan parang yang ada di tanganya ke arah mobil sedan itu, mungkin ada bagian mobil itu yang bolong karna terkena hantaman dari si parang tajam, dag..dig..dug..dug..dig..dag.. lagi lagi aku harus spot jantung karna melihat kejadian yang barusan aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. 1 orang ojek yang stand by di simpang itu bangun karna mendengar bisingnya rem mobil sedan itu, dan tiba-tiba ojek itu mengambil batu sebesar genggaman tangan lalu dilemparkannya juga ke arah mobil sedan itu, “peri..ati-ati gek kito keno batu itu pulo,” ucapku kepada adeku soalnya kini posisi kami di tikungan dekat dengan mereka, adiku melaju hati-hati. Aku melihat laki-laki yanng membawa parang itu memungut lagi parang yang dilemparnya ke mobil sedan yang kini telah pergi cukup jauh, mereka tak lagi mengejar, mungkin mereka tahu mereka tak akan sanggup mengejar mobil sedan itu. Kami perlahan menjauh dari orang-orang yang menyeramkan itu, sayup sayup dari kejauhan aku mendengar ada yng menyumpah-nyumpah, aku masih sesekali menengok kebelakang, siapa tahu mereka membabi buta dan melemparkan parangnya lagi ke arah kami, untungnya tidak, Syukur Alhamdullilah kami terhindar dari mara bahaya itu, tapi walaupun begitu jantungku masih ngis-ngosan “y’ik, wong tadi ngapolah ye..,” tanyaku pada adekku. “mongken, yang bawa mobel sedan tadi mosohan samo yang bawa parang tadi,” jawab adikku. “mungkin, pantesan bae mobel tadi ngebot nian cak dikejaer setan, wajar bae dikejer samo makhluk yang lebih serem lagi samo setan yaitu iblis pembawa parang,” tapi yo wies lah, yang penting sekarang kami bisa melanjutkan perjalannan dengan tenang. Bener bener subuh yang mencekam kan. Moga aku ngak akan merasakan kejadian ini lagi. Amien, Alhamdulillah. (kisah nyata yang terjadi pada akhir bulan juli 2009)

subuh yang mencekam

linda anggiani